Apakah Unlimited Hosting Benar-benar Unlimited?
Istilah 'unlimited hosting' sering terdengar menarik, tapi apakah benar-benar tanpa batas? Artikel ini membongkar bagaimana penyedia hosting menerapkan batasan tersembunyi di balik klaim unlimited.

“Unlimited hosting” terdengar sangat menggoda — siapa yang tidak ingin ruang dan bandwidth tanpa batas dengan harga puluhan ribu rupiah per bulan? Tapi di dunia nyata, tidak ada server yang benar-benar unlimited.
Artikel ini akan membahas apa yang sebenarnya dimaksud dengan unlimited hosting, batas tersembunyi yang sering tidak disadari pengguna, dan bagaimana menyikapinya secara bijak.
Apa yang Dimaksud dengan Unlimited Hosting?
Istilah “unlimited” umumnya merujuk pada ruang penyimpanan (disk space) dan bandwidth yang tidak memiliki batas angka eksplisit pada halaman produk. Artinya, pengguna bebas menambahkan file atau traffic selama pemakaiannya dianggap “wajar” sesuai ketentuan penyedia.
Namun dalam praktiknya, tidak ada server yang memiliki sumber daya tak terbatas. Setiap akun tetap berbagi CPU, RAM, dan I/O dengan pengguna lain di server yang sama (karena ini adalah shared hosting).
Batas yang Sebenarnya Ada di Balik “Unlimited”
Meskipun tidak ditulis secara eksplisit di halaman utama, batasan biasanya disebutkan dalam Terms of Service (TOS) atau Acceptable Use Policy (AUP). Beberapa bentuk pembatasan umum meliputi:
- Jumlah file (inodes) — Misalnya maksimal 250.000–500.000 file per akun.
- Penggunaan CPU, RAM, dan I/O — Jika terlalu sering mencapai 100%, akun dapat dibatasi (throttled) atau sementara disuspend.
- Jumlah database dan tabel MySQL — Ada batas tertentu, misalnya 10–20 database untuk paket dasar.
- Aktivitas cron, script berat, atau background process — Dilarang atau dibatasi waktunya.
- File storage non-website (backup pribadi, video, zip, dan arsip besar) sering dianggap melanggar kebijakan unlimited.
Dengan kata lain, “unlimited” di sini lebih ke arah tidak diberi angka tetap, tapi tetap diawasi.
Contoh dari Praktik Lapangan
Dari berbagai penyedia hosting besar di Indonesia dan global, pola yang sama terlihat:
- Hostinger Indonesia menyebutkan bahwa walau ada fitur unlimited, mereka tetap membatasi jumlah database, jumlah akun FTP, jumlah file (inodes), serta penggunaan CPU/RAM/I/O jika melebihi batas wajar.
- SiteGround dan Bluehost di luar negeri menggunakan istilah “unmetered” — yang artinya tidak dibatasi selama pemakaian masih masuk kategori normal untuk website kecil-menengah.
Jadi meskipun penyedia berbeda-beda dalam istilah dan batasan teknis, prinsip dasarnya sama: tidak benar-benar tanpa batas.
Mengapa Penyedia Masih Menggunakan Istilah “Unlimited”?
Karena istilah ini mudah dipahami dan menarik secara pemasaran. Sebagian besar pengguna pemula tidak akan menghabiskan banyak resource, jadi dari sisi penyedia, memberi label “unlimited” tidak terlalu berisiko — selama pengguna tidak menyalahgunakan.
Dalam konteks bisnis hosting, model ini disebut “fair usage policy”: pengguna diberi kebebasan relatif selama tidak mengganggu stabilitas server bersama.
Bagaimana Menyikapi Klaim “Unlimited Hosting”
Untuk pengguna baru, paket unlimited tidak selalu buruk. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Baca kebijakan penggunaan (AUP/TOS). Pastikan Anda tahu batas inodes, CPU, dan RAM sebelum membeli.
- Gunakan untuk website, bukan penyimpanan file pribadi.
- Pantau resource usage di cPanel. Jika sering mentok di 100%, artinya saatnya upgrade.
- Pilih penyedia yang transparan. Jika mereka menyediakan status page uptime publik atau dokumentasi limit teknis yang jelas, biasanya mereka lebih bisa dipercaya.
- Perhatikan garansi 30 hari. Jika ternyata performa tidak sesuai ekspektasi, Anda bisa refund tanpa rugi besar.
Paket unlimited antar penyedia bisa sangat berbeda kualitasnya meskipun harganya mirip. Satu-satunya cara untuk memastikan adalah dengan menguji langsung, jadi pilihlah penyedia dengan garansi minimal 30 hari dan kebijakan refund yang adil.
Kesimpulan
“Unlimited hosting” bukan berarti sumber daya tanpa batas, melainkan batas yang fleksibel berdasarkan kebijakan penggunaan wajar. Selama digunakan sesuai peruntukannya — misalnya untuk website bisnis kecil, toko online, atau blog — layanan ini bisa menjadi pilihan ekonomis.
Namun jika website Anda berkembang pesat dan mulai sering mentok limit, itu tanda untuk upgrade ke VPS atau cloud hosting agar performa tetap stabil.
Ingin tahu mana penyedia yang paling jujur soal batas “unlimited”? Lihat Direktori Shared Hosting di Penasihat Hosting untuk membandingkan performa dan kebijakan antar penyedia.